Tapi yang menjadi pusat perhatian saya sekarang itu bukanlah para pedagang yang hilir mudik, Melainkan para pengamen yang turun naik melantunkan nyanian dengan suara-suara yang meledak-ledak, nyaring, cempreng, ada juga yang belaga jadi iwan fals yang suaranya memang beneran fales. Mungkin dari segi bernyanyi mereka begitu-begitu aja, tak ada yang bisa dinilai, karna memang saya bukan juri di X-Factor yang katanya jago-jago dalam bernyanyi :D
Diperjalanan kali ini ada berbagai jenis pengamen yang saya temui dengan gaya yang mungkin mewakili diri atau kelompok mereka ( karna yang saya ketahui para pengamen juga memiliki kelompok-kelompok). Ada yang bergaya simle, gaya seperti kabayan dengan suling bambu yang memang suaranya bisa bikin seseorang merogoh recehan sisa beli gorengan dikantongnya, ada juga yang bergaya anak punk dengan lubang-lubang dikuping selebar botol minuman energi dan bernyanyi sekenanya yang bisa membuat orang menimbun recehan dikantongnya.
Dari sekian banyak pengamen, ada satu yang buat saya tersenyum geli ketika bis tiba di daerah slipi, ada seorang pengamen yang masuk ke bis dengan pakaian biasa dan gitar yang menjadi andalannya, nyanyinya sih biasa aja tapi yang membuat dia berbeda adalah gayanya. Setelah selesai satu lagu dia berdiri dengan gaya yang elegan, berorasi bagai Mario Teguh atau mungkin seperti Ippho Santosa yang sedang mengisi sebuah acara training anti galau dalam menyikapi kehidupan, gaya dan semangatnya dalam menyampaikan kata_kata yang tak lazim disampaikan seorang pengamen tak kalah hebat dengan para motivator kelas dunia (mungkin :D ) banyak juga penumpang yang tersenyum mendengar celotehan beliau mungkin termotivasi, atau hanya sekedar lucu. Entahlah.
Dari cara penumpang menyikapi, kita sudah bisa melihat, mana pengamen yang bisa memaksa penumpang merogoh lembaran uang kertas disakunya.
Mungkin tulisan saya sedikit atau bahkan sangat belepotan, tapi tak mengapa lah, semoga semuanya bisa menangkap apa yang ingin saya sampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar