Semua
orang pasti pernah merasakan apa yang sering saya rasakan, saat dimana semangat
begitu menggebu-gebu seakan mau “muncrat” di ubun-ubun atau ketika semangat
“ngocor” bagai danau yang jebol sampe-sampe airnya mengering seakan tak ada
lagi ikan-ikan yang bisa hidup didalamnya. Tapi taukah anda, danau yang jebol
sampe kering takan benar-benar kering seperti yang terlihat, pasti ada yang
akan tersisa meski sedikit, dan taukah anda dimana pusat kehidupan yang
benar-benar terlihat didanau kering itu.? Yah, pasti di air yang menngenang.
Sama
seperti contoh danau di atas, kadang kala kita tak menemukan hal apaun ketika
semangt kita menggebu-gebu, ketika kita berjuang habis-habisan melawan waktu
ketika semangat tercurah lewat keringat-keringat yang mengalir tetap saja kita
tak melihat apa yang kita cari. Dan pada akhirnya, celah-celah untuk keluarnya
air-air semangat itupun bermunculan, perlahan tapi pasti, semangat kita mulai
pergi meninggalkan kita. Banyak orang yang tak mampu menambal lubang-lubang itu
bahkan lebih banyak lagi yang tak berniat mempertahankan tanggul agar tetap
berdiri kokoh atau lebih memilih untuk hidup menikmatinya.
Saat
seseorang mampu mempertahankan tanggul semangatnya, dialah yang akan berdiri
tegap diatasnya. Namun apa yang terjadi jika tanggul tersebut roboh dan airnya
mengering.? Sebagian besar orang hanya melihat bahwa itu hanyalah bak kosong
yang tak berpenghuni, tak ada kehidupan apapun disana, ikannya pasti udah
kebawa hanyut bersama dengan air yang keluar. Dalam kehidupan sehari-hari kita
melihat, saat seseorang sudah merasa jenuh dengan apa yang ia kerjakan dia akan
merasa lemah dan tak mampu lagi berbuat apa-apa, sehingga ia berfikir takan ada
hal apapun yang akan dia hasilkan jika terus berada didalam keadaan itu,
semangatnya hilang total bersama dengan berjalannya waktu.
Lihat hal kecil yang tersisa.
Seperti
danau diatas, semangat juga tak akan benar-bener mengering, pasti akan ada yang
tersisa, seperti semangat untuk makan, minum, tidur, dan yang pasti semangat
untuk buang hajat *hahaha . nah, jangan sia-siakan semangat yang tersisa itu,
ditengah kegalauan atau hilangnya semangt hidup pasti kita akan banyak berfikir
*lebih tepatnya menyesali keadaan* :D. Dan untuk itu, cobalah kita lihat
filosofi danau yang saya ceritakan di atas, sekering-keringnya danau pasti akan
ada air yang menggenang, dan disitulah kehidupan berkumpul. Kalau kata Ust.
Yusuf Mansur -dalam bukunya kuun fayakun- “selalu
ada harapan ditengah kesulitan” seperti ikan-ikan yang mengharapkan kehidupan
didalam genangan air meskipun mereka tau genangan itu akan benar-benar kering
seiring berjalannya waktu.
Inti
yang ingin saya sampaikan adalah, sesulit dan selemah apapun kita jangan
sia-siakan semangat yang tersisa, manfaatkan itu, jangan biarkan mengering
bersama berjalannya waktu. Jadikan itu sebagai bekal untuk kembali mengarungi
bahtera kehidupan yang luarbiasa terjalnya.
(tulisan ini hanya untuk menyemangati diri saya sendiri,
tanpa ada maksud menggurui) J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar